iPhone dan iPad saat ini menjadi produk unggulan bagi Apple. Tak heran jika perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs ini meningkatkan produksi kedua perangkat tersebut.
Meski keduanya menjadi andalan, namun Apple bisa dibilang menaruh harapan lebih pada iPhone.
Seiring dengan tingginya permintaan iPhone, Apple pun meminta Foxconn, perusahaan pemanufaktur produk Apple, untuk meningkatkan produksi iPhone agar dapat dikirim tepat waktu.
Li Qi (bukan nama sebenarnya), seorang pekerja Foxconn yang bekerja di lini produksi iPhone, menceritakan keluh kesahnya bekerja merakit iPhone.
Baginya, merakit iPhone jauh lebih melelahkan dibandingkan iPad. Kebetulan, Qi pernah terlibat dalam lini produksi iPad 2 dan iPhone 4S.
Di dalam pabrik, para pekerja sehari-hari merakit, memeriksa dan menguji iPad. Merekalah yang memasang tombol (home, volume, power) serta memastikan semua perangkat Apple berjalan dengan baik.
Mereka tidak diizinkan untuk bicara selama bekerja, agar tidak mengulur-ulur waktu.
Lini produksi iPhone 4S
Li Qi pada mulanya bekerja untuk lini produksi iPad. Pada bulan Mei 2011, Qi dipindahkan ke lini produksi iPhone 4S. Alasannya, Foxconn diminta oleh Apple untuk menggenjot volume produksi iPhone yang begitu banyak diminati di pasar global.
Qi sangat senang ketika pertama kali melihat dan menjajal iPhone 4S. Menurutnya, iPhone 4S adalah smartphone tercanggih saat ini.
"Pertama kali kontak dengan iPhone 4S, saya langsung setuju ini benar-benar smartphone terbaik di dunia, baik hardware maupun software-nya," tulis Qi dalam buku hariannya.
Namun, bekerja di lini produksi iPhone ternyata tidaklah senikmat yang ia pikirkan. Qi yang dahulu pernah bekerja di lini produksi Nokia, merasa kelelahan bekerja merakit iPhone. Ia harus lebih sering lembur untuk memenuhi perintah Foxconn.
Setiap harinya, Qi harus bangun tidur sebelum jam 6 pagi lalu tiba di pabrik jam 7 pagi. Pekerjaannya dibagi dalam 2 shift yakni pagi dan sore. Qi bekerja selama 3 jam di pagi hari, lalu bekerja lagi antara 4 sampai 6 jam pada sore hari.
Qi mengeluhkan waktu istirahat (di luar istirahat makan siang) dalam lini produksi iPhone yang tidak kurang dari 10 menit setiap harinya. Sementara di lini produksi iPad, pekerja diberikan dua atau tiga kali waktu istirahat selama 10 menit.
Qi sangat terkejut dengan waktu kerja tersebut. Masing-masing jalur produksi diharuskan membuat 3500 unit iPhone dalam sehari.
Membenci lini produksi iPhone, ingin kembali bekerja untuk iPad
Qi bukan lagi seorang yang mengagumi iPhone. Bekerja terlalu lelah untuk iPhone, membuat Qi menaruh kesan buruk pada produk tersebut.
Ia harus bekerja lembur 80 jam setiap bulan demi iPhone. Meski demikian, penghasilannya pun bertambah.
Saat ia mulai bekerja di Foxconn, gaji Qi adalah 143 dollar AS per bulan namun sekarang Qi mendapat gaji 372 dollar AS. Dan jika ditotal dengan uang lembur, setiap bulannya Qi bisa membawa pulang gaji 555 dollar AS.
Namun tetap saja, Qi merindukan bisa mendapat libur rutin satu hari dalam seminggu. Bekerja untuk iPhone membuat Qi hanya mendapat libur satu atau dua hari dalam sebulan.
Dari pengalamannya memproduksi kedua perangkat unggulan Apple, lini produksi iPad nampaknya lebih ringan. Qi bisa mendapat waktu istirahat dan libur lebih banyak.
Harapan Qi akhirnya menjadi kenyataan. Sejak Maret 2012, Qi kembali dipekerjakan ke lini produksi iPad. Atas perintah Apple, Foxconn mulai memproduksi iPad generasi ketiga secara massal sejak awal tahun 2012.
Qi menceritakan, ada lebih dari 30 jalur perakitan untuk iPad generasi ketiga. Lini produksi dijaga lebih ketat, dan setiap pekerja harus mengenakan pakaian anti-statis di zona-zona tertentu.
Ada 1.000 unit iPad dihasilkan setiap 10 jam. Namun sejak momen tahun baru China pada 23 sampai 28 Januari lalu, produktivitas iPad generasi tiga ditingkatkan menjadi 150 unit iPad setiap satu jam.
Ia berharap iPad generasi ketiga dapat menuai sukses di pasar global. Karena, jika iPad baru ini tidak laris manis, besar kemungkinan Qi akan dikirim kembali membantu produksi iPhone 4S.
Meski keduanya menjadi andalan, namun Apple bisa dibilang menaruh harapan lebih pada iPhone.
Seiring dengan tingginya permintaan iPhone, Apple pun meminta Foxconn, perusahaan pemanufaktur produk Apple, untuk meningkatkan produksi iPhone agar dapat dikirim tepat waktu.
Li Qi (bukan nama sebenarnya), seorang pekerja Foxconn yang bekerja di lini produksi iPhone, menceritakan keluh kesahnya bekerja merakit iPhone.
Baginya, merakit iPhone jauh lebih melelahkan dibandingkan iPad. Kebetulan, Qi pernah terlibat dalam lini produksi iPad 2 dan iPhone 4S.
Di dalam pabrik, para pekerja sehari-hari merakit, memeriksa dan menguji iPad. Merekalah yang memasang tombol (home, volume, power) serta memastikan semua perangkat Apple berjalan dengan baik.
Mereka tidak diizinkan untuk bicara selama bekerja, agar tidak mengulur-ulur waktu.
Lini produksi iPhone 4S
Li Qi pada mulanya bekerja untuk lini produksi iPad. Pada bulan Mei 2011, Qi dipindahkan ke lini produksi iPhone 4S. Alasannya, Foxconn diminta oleh Apple untuk menggenjot volume produksi iPhone yang begitu banyak diminati di pasar global.
Qi sangat senang ketika pertama kali melihat dan menjajal iPhone 4S. Menurutnya, iPhone 4S adalah smartphone tercanggih saat ini.
"Pertama kali kontak dengan iPhone 4S, saya langsung setuju ini benar-benar smartphone terbaik di dunia, baik hardware maupun software-nya," tulis Qi dalam buku hariannya.
Namun, bekerja di lini produksi iPhone ternyata tidaklah senikmat yang ia pikirkan. Qi yang dahulu pernah bekerja di lini produksi Nokia, merasa kelelahan bekerja merakit iPhone. Ia harus lebih sering lembur untuk memenuhi perintah Foxconn.
Setiap harinya, Qi harus bangun tidur sebelum jam 6 pagi lalu tiba di pabrik jam 7 pagi. Pekerjaannya dibagi dalam 2 shift yakni pagi dan sore. Qi bekerja selama 3 jam di pagi hari, lalu bekerja lagi antara 4 sampai 6 jam pada sore hari.
Qi mengeluhkan waktu istirahat (di luar istirahat makan siang) dalam lini produksi iPhone yang tidak kurang dari 10 menit setiap harinya. Sementara di lini produksi iPad, pekerja diberikan dua atau tiga kali waktu istirahat selama 10 menit.
Qi sangat terkejut dengan waktu kerja tersebut. Masing-masing jalur produksi diharuskan membuat 3500 unit iPhone dalam sehari.
Membenci lini produksi iPhone, ingin kembali bekerja untuk iPad
Qi bukan lagi seorang yang mengagumi iPhone. Bekerja terlalu lelah untuk iPhone, membuat Qi menaruh kesan buruk pada produk tersebut.
Ia harus bekerja lembur 80 jam setiap bulan demi iPhone. Meski demikian, penghasilannya pun bertambah.
Saat ia mulai bekerja di Foxconn, gaji Qi adalah 143 dollar AS per bulan namun sekarang Qi mendapat gaji 372 dollar AS. Dan jika ditotal dengan uang lembur, setiap bulannya Qi bisa membawa pulang gaji 555 dollar AS.
Namun tetap saja, Qi merindukan bisa mendapat libur rutin satu hari dalam seminggu. Bekerja untuk iPhone membuat Qi hanya mendapat libur satu atau dua hari dalam sebulan.
Dari pengalamannya memproduksi kedua perangkat unggulan Apple, lini produksi iPad nampaknya lebih ringan. Qi bisa mendapat waktu istirahat dan libur lebih banyak.
Harapan Qi akhirnya menjadi kenyataan. Sejak Maret 2012, Qi kembali dipekerjakan ke lini produksi iPad. Atas perintah Apple, Foxconn mulai memproduksi iPad generasi ketiga secara massal sejak awal tahun 2012.
Qi menceritakan, ada lebih dari 30 jalur perakitan untuk iPad generasi ketiga. Lini produksi dijaga lebih ketat, dan setiap pekerja harus mengenakan pakaian anti-statis di zona-zona tertentu.
Ada 1.000 unit iPad dihasilkan setiap 10 jam. Namun sejak momen tahun baru China pada 23 sampai 28 Januari lalu, produktivitas iPad generasi tiga ditingkatkan menjadi 150 unit iPad setiap satu jam.
Ia berharap iPad generasi ketiga dapat menuai sukses di pasar global. Karena, jika iPad baru ini tidak laris manis, besar kemungkinan Qi akan dikirim kembali membantu produksi iPhone 4S.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar