Sengketa gugatan Proview Technology terhadap Apple terkait merek dagang iPad terus berlanjut. Kali ini, Proview Technology menolak tawaran penyelesaian Apple. Apple sebenarnya menawarkan penyelesaian sengketa merek dengan menawarkan pembayaran ganti rugi sebesar 16 juta dollar AS (kurang lebih Rp 146,8 miliar). Namun Proview selaku pemegang merek IPAD menolaknya.
Penolakan Proview dilaporkan oleh situs berita Sina. Kabar ini muncul setelah diketahui gugatan Proview Technology terhadap Apple ditolak oleh hakim Pengadilan Tinggi Negara Bagian California di Santa Clara County, Amerika Serikat, Jumat (4/5/2012) waktu setempat.
Dalam gugatan yang ditolak itu, Proview menuntut Apple agar mau membayar 2 miliar dollar AS. Kedua perusahaan sebenarnya diminta untuk mengambil jalan damai.
Kedua perusahaan itu sama-sama memiliki produk bernama iPad. Jika Apple memiliki komputer tablet iPad, Proview punya all-in-one PC bernama IPAD (Internet Personal Access Device) yang dikembangkan sejak 1998 dan mulai dijual pada 2000. Apple mengaku telah membeli merek iPad dari Proview pada 2009. Juru bicara Apple, Carolyn Wu, mengatakan bahwa kala itu sebuah perusahaan yang bertindak atas nama Apple mendatangi kantor Proview di Shenzen, China, untuk bernegosiasi dan sepakat membeli merek iPad. Proview dan Apple telah bertarung secara hukum di China. Pihak Apple mengatakan, Proview hanya ingin mendapatkan banyak uang dari merek dagang yang sebenarnya telah dilunasi. Namun apa daya, penegak hukum China menyatakan bahwa Proview adalah pemilik sah merek iPad di China.
Dalam gugatannya di AS, pengacara Proview Xie Xianghui menyebut Apple telah melakukan aksi penipuan saat membeli hak merek dagang untuk iPad di China pada 2009. Apple sengaja menyembunyikan identitas aslinya kala itu, dengan membuat sebuah perusahaan bernama IP Application Development Limited yang jika disingkat menjadi IPAD. Proview menuding, hal itu dilakukan Apple agar negosiasi harga bisa lebih mudah. Proview sendiri mengalami kolaps pada 2010 akibat krisis global dan menelantarkan pabrik yang berlokasi di Shenzen, China. Mereka bahkan terancam dicoret dari bursa di Hong Kong.
Sumber :
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar